Kurma (Phoenix
dactylifera L.) merupakan satu dari tanaman palem budidaya tertua yang
daniitanam di daerah arid (kering) di Jazirah Arab, Afrika Utara, dan Mesopotamia ( Iraq, Syiria), persia ( Iran) . Para ahli banyak menduga bahwa daerah asal kurma adalah Teluk Persia ,
tetapi sudah sejak lama telah menyebar di daerah Timur tengah dan Afrika Utara.
Kemudian pada abad pertengahan, penaklukan Spanyol oleh Orang Arab (Dinasti
Umaiyyah) telah memperkenalkan kurma di Spanyol dan Portugal. Selanjutnya
penemuan dan penguasaan orang eropa (Spanyol) terhadap benua Amerika telah
membawanya ke daerah California dan Mexico. Maka dari itu, jangan kaget jika anda pernah mendengar istilah kurma Medjool California, karena memang disana sudah lama dibudidayakan dan kondisi iklim setempat yang mirip dengan daerah asal kurma, sangat mendukung produktivitas tanaman ini.
Kurma (Phoenix
dactylifera) termasuk ke dalam keluarga tanaman Palmaceae (Barrow, 1998).
Nama ilmiah kurma berasal dari buahnya: phoenix (bhs. Yunani) yang
artinya buah merah atau ungu dan “dactylifera” yang artinya “seperti jari”
karena gerombol buahnya seperti jari manusia. Pohon kurma merupakan tanaman
berumah dua (dioecious species), yaitu setiap individu hanya memiliki
bunga jantan atau betina saja. Pohon kurma yang dapat berbuah hanyalah pohon
betina.
Secara alami
penyerbukan kurma dibantu oleh angin, akan tetapi penyerbukan oleh serangga
juga sangat dimungkinkan. Sumber serbuk sari (polen) yang berbeda, akan
mempengaruhi ukuran, bentuk biji dan jaringan di sisi luar embrio serta
endosperm buah (daging).Terdapat tiga metode perbanyakan tanaman kurma yaitu :
1. Perbanyakan
vegetatif yaitu tunas percabangan (offshoot) yang secara genetik akan
sama dengan pohon induk. Cabang berkembang dari tunas samping pada batang dekat
permukaan tanah semasa tahap juvenile pohon kurma. Cabang, setelah
3-5 tahun menempel pada pohon induk akan berakar dan dapat ditanam terpisah
dari induk. Pada saat itu cabang tersebut akan mulai membentuk bunga dan
berbuah.
2. Perbanyakan
kedua adalah menghasilkan anakan hasil perkawinan secara seksual. Anakan ini
tidak identik dengan pohon induk dan tidak seragam secara genetik, sangat
bervariasi dalam hal produksi dan kualitas buah. Sebanyak 50% tanaman yang
dihasilkan dari pembibitan dari biji merupakan tanaman jantan, dan ini baru
diketahui 4-5 tahun kemudian, setelah tanaman mulai berbunga. Bahkan dari
sumber lain dikatakan bahwa prosentase dari biji kurma jantan:kurma betina
adalah 60:40. Itu artinya untuk mendapatkan 40 pohon betina kita memerlukan
minimal 100 pohon kurma yang nantinya akan kita seleksi.
Karena
hanya kurma betina yang bisa berbuah, maka sudah barang tentu pohon betina
harganya sangat mahal dibandingkan jantan. Satu pohon jantan dapat digunakan
menyerbuki umumnya sekitar 40 bahkan 50 pohon betina. Maka dari itu untuk
mencetak kebun yang efisien dalam penggunaan lahan dan produktivitas diperlukan
jumlah betina lebih banyak dan jumlah pohon jantan yang jauh lebih sedikit. Hal
ini mengakibatkan pembibitan dari biji sangat tidak efisien, karena biaya perawatan
awal akan sangat mahal, dan memerlukan waktu yang lama (sekitar 5 tahun) sampai
keluar bunga.
Sekilas
melihat kondisi tersebut agaknya sangat berat tenaga dan biaya yang kita
keluarkan untuk menanam kurma yang produktif. Namun anda jangan putus asa,
belakangan ini ada kabar gembira yang datang dari para ahli genetika dan
molekuler tanaman kurma. Bahwa tanaman kurma dapat dideteksi jenis kelaminnya
sejak dini, dengan menggunakan metode FISH. dengan metode ini, jenis kelamin
bibit kurma akan dapat dibedakan bahkan sejak tanaman berdaun sehelai. Lalu
apakah itu metode FISH?, lebih jelasnya dapat dilihat disini.
3. Metode
perbanyakan kurma yang ketiga adalah melalui kultur jaringan, yaitu dari ujung
tunas baik melalui embryogenesis atau organogenesis pertama kali dikembangkan
tahun 1970 hingga 1980 an. Organogenesis dapat dicapai menggunakan tunas
samping dan meristem apikal, sedangkan embryogenesis melalui kalus yang
terbentuk dari tunas, daun muda, batang dan rachilla. Membutuhkan waktu 6 tahun
untuk mencapai produksi melalui proses kultur jaringan. Saat ini UAE memiliki
fasilitas kultur jaringan tanaman kurma terbesar, lebih dari 100.000 tanaman
kultur diproduksi setiap tahunnya karena produksi offshoot tidak dapat memenuhi
kebutuhan untuk pengadaan penanaman pohon-pohon baru.
Berikut ini
adalah 20 besar negara-negara penghasil kurma terbesar berdasarkan data dari
FAO tahun 2009. Kurma mampu tumbuh pada iklim yang sangat panas dan kering,dan
relative toleran terhadap tanah basa dan bergaram. Kurma memerlukan cuaca musim
panas yang panjang dengan sedikit sekali hujan dan kelembapan yang sangat
rendah sejak masa penyerbukan hingga pemanenan, tetapi memiliki air tanah yang
cukup. Ada yang menggambarkan kurma sebagai pohon yang kakinya berada
dalam air tetapi kepalanya berada dalam kobaran api. Kondisi seperti ditemukan
di oase dan wadi di pusat asal kurma di Timur Tengah.

Kurma dapat
tumbuh pada suhu rata-rata 12.7 – 27.5°C, dapat bertahan hingga 50°C maupun
pada suhu membeku hingga serendah-rendahnya -5°C. Suhu ideal untuk pertumbuhan
semasa penyerbukan hingga pematangan buah berkisar dari 21-27°C. Kurma berbunga
jika suhu meningkat hingga lebih dari 18°C dan membentuk buah jika lebih dari
25°C. Laju pertumbuhan dan perkembangan buah kurma mengikuti pola kurva
sigmoid. Pematangan buah melewati 4 tahap berbeda yaitu Kimri (hijau belum
matang), Khalal (matang warna merah), Ruthab (lunak berwarna coklat), dan Tamar
(keras seperti kismis). Mulai tahap Kimri ukuran buah dan berat meningkat
cepat, selanjutnya mengalami perubahan warna mulai hijau, merah coklat. Pada
tahap Tamar buah kehilangan kandungan air, dan perbandingan gula: air cukup
tinggi sehingga tak terjadi fermentasi, sama seperti anggur kering (kismis).
Kadar gula pada tahap Kimri yang hanya 20% saat matang mencapai 88% dari berat
kering buah.

Ukuran dan
bentuk buah kurma bervariasi bergantung kultivar, cara pembudidayaan maupun
lingkungan. Pohon kurma rata-rata menghasilkan 40 kg buah per tahun, bahkan
dapat mencapai 100 kg dengan pemeliharaan yang sangat baik. Pohon betina mulai
menghasilkan buah setelah berumur 4-6 tahun, dan menghasilkan produksi maksimum
setelah berumur 15-20 tahun. Rata-rata umur ekonomis kebun kurma 40-50 tahun,
tetapi masih produktif hingga 150 tahun.
Pohon kurma
memiliki banyak kegunaan bagi manusia. Hasil utamanya adalah buah, yang dapat
dimakan segar, kering, atau setelah diproses menjadi berbagai olahan. Di Afrika
Utara dan Timur Tengah, beberapa kurma dipanen dan dikonsumsi pada tahap Khalal
saat buah masih mengandung kadar tannin tinggi. Tetapi umumnya buah kurma
dipanen pada tahap matang sempurna yang disebut Rutab dan Tamar dengan
kandungan gula tinggi dan kelembapan dan tannin rendah. Kultivar kurma
diklasifikasikan menjadi “lunak”, “semi kering”, atau “kering’ bergantung pada
waktu pemanenan yang berhubungan dengan kandungan air.
Kurma dapat
dibuat menjadi pudding, roti, cake, biscuit, permen, es krim, dan campuran
serealia. Buah kurma segar juga dapat dibuat menjadi jus, cuka, wine, bir,
gula, sirup, madu, acar, pasta, dan perasa makanan.Buah kurma merupakan bahan
pangan dengan kandungan energi yang tinggi, yaitu 72-88% kandungan gula. Pada
tahap Khalal hampir seluruh (80%-85%) gula merupakan sukrosa dan mendekati
matang sukrosa mengalami hidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Kurma
mengandung zat besi, kalium, kalsium, klorin, magnesium, belerang, sedikit
fosfor, 16 asam amino, vitamin A, B1, dan B2.
Karena sejarah
panjang budidaya dan penggunaannya, maka hampir seluruh bagian pohon kurma
berguna bagi manusia. Batang pohon dimanfaatkan sebagai kayu atau bahan bakar.
Serabut batang dan daun dapat dibuat menjadi tas, keranjang, pelana unta,
kabel, tambang, peti kayu, kipas, penutup makanan, furniture, kasur,
kertas. Daun kering dapat dibuat menjadi atap, penyekat dinding. Tunas pucuk
(palm heart) dapat dimakan sebagai salad atau sayur yang dimasak terlebih
dahulu. Biji kurma dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, atau dirangkai
menjadi pernak pernik hiasan. Minyak dari biji kurma dapat dibuat menjadi
sabun. Buah kurma juga memiliki kegunaan sebagai obat, yakni sebagai astringent
untuk mengatasi masalah usus, perut, obat batuk, pereda demam, edema.
Di India getah
atau eksudat dari kurma digunakan untuk mengobati diare dan akar untu
mengobati sakit gigi. Meskipun banyak kultivar kurma, tetapi yang unggul di
pasaran dunia adalah Deglet Noor (date of the light), kultivar yang
tumbuh di Afrika Utara dan California, berasal dari Algeria Sahara. Medjool,
berasal dari daerah Tafilalt, Maroko menghasilkan buah yang besar.
Barhee, kurma lunak berkualitas tinggi dari Irak dan dimakan pada tahap
Khalal. Halawy (manis) kurma lunak, berkualitas tinggi kaya cita rasa
berasal dari Irak. Hayany kurma besar setengah matang dari
Mesir. Khadrawy (hijau) pohon kurma yang pendek tetapi cukup produktif
menghasilkan kurma lunak berasal dari Irak. Zahidi, merupakan pohon kurma
dengan tajuk kompak, menghasilkan buah semi kering dari utara Irak. Banyak lagi
kultivar lokal dari area lain yang di masa depan akan makin berkembang. Tetapi
Medjool dan Barhee merupakan kultivar paling penting yang diproduksi melalui
teknik kultur jaringan